Monday 27 February 2017

Review Yamaha Aerox 155 S

    REVIEW YAMAHA AEROX 155 STD

     Hallo guys... Postingan kali ini saya ingin review motor Yamaha terbaru yaitu Aerox 155 type Std ato type yg paling rendah. Aerox 155 pertama kali diperkenalkan pada akhir tahun 2016 yang akan dijual di 3 negara ASEAN dimana Thailand memakai nama NVX155. Aerox 155 cukup mendapatkan banyak respon positif ketika dipamerkan dibeberapa motorshow. Peluncuran Aerox 155 ini disinyalir sebagai penantang Honda Vario 150 tentunya dengan kisaran harga yang mendekati agar mampu bersaing dipasar. Mesin Aerox155 sendiri menggunakan mesin yang sama dengan Yamaha Nmax yang sudah dilengkapi dengan Blue Core dan VVA tetapi fisik motor dibuat lebih sporty sesuai dengan selera anak muda dibanding Nmax yang lebih terkesan elegant.




       Saya sendiri sudah sangat menantikan kehadiran Aerox 155 ini sejak awal dan bisa dikatakan terpesona pada pandangan pertama. Ketika Yamaha mengumunkan order online pada 9 Januari 2017 saya langsung mempersiapkan diri agar bisa menjadi pemilik pertama. Saat order online di web dibuka agak kesulitan hingga harus beberapa kali merefresh web dikarenakan traffic yang sangat padat. Pada akhirnya saya mendapatkan jatah order tersebut dan diharuskan mentransfer booking fee sebesar 1 Juta Rupiah. Akhirnya setelah menunggu lama, pada tanggal 19 Febuari 2017 Yamaha Aerox 155 nyampai juga di Medan. Setelah menyelesaikan administrasi di showroom akhirnya bisa bawa pulang Aerox 155 type Std yang ditebus Rp. 23.733.000,- OTR Medan. Harga tersebut sedikit diatas harga Honda Vario 150 yang menjadi kompetitor dari Yamaha Aerox 155.





     Secara fisik, dimensi Aerox 155 lebih besar dan terkesan lebih kokoh dari Vario 150. Dengan tinggi saya yang diatas 180cm, dibawah 190cm ruang kaki lebih nyaman dibanding merek yg lain. Menurut saya Yamaha Aerox 155 memiliki fitur yang sangat inovatif seperti Dashboard full digital, penghitung konsumsi bbm berapa km/ltr trus tangki bensin yang sudah didepan seperti model Nmax meskipun kapasitas tangkinya lebih kecil dari Nmax. Alasan kenapa saya memilih type Std karena menurut saya fitur yang ditawarkan sudah cukup dan motor ini digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Tetapi bagi kawan-kawan yang menggunakan motor untuk hobby touring bisa memilih typer R dan S. Perbedaan type Std dengan type R terletak pada shockbreaker type R yang sudah memakai tabung dan piringan cakram dengan motif bunga juga tentunya liveraly khas Yamaha Racing. Pada type S liveraly terlihat lebih elegant seperti Nmax yang polos dengan emboss emblem tulisan Aerox cocok untuk yang suka dengan motor yang elengant sporty. Aerox type terdapat fitur keyless dan Start Stop System yang bisa di nonaktifkan sendiri oleh pengguna serta ABS.




     Ketika memilih order online saya berharapkan mendapatkan something special and different dengan pembeli umun lainnya. Pada akhirnya hanya prioritas delivery unit yang sebenarnya tidak cepet-cepet amat dibanding yang beli di showroom tetapi kekecewaan itu sedikit diobati oleh service dari Marketing/Sales dari Yamaha yang sangat ramah dan informatif. Seperti tiap kali membeli motor baru selalu diberikan jaket dan helm, helm Aerox 155 sudah dilengkapi double visor yang tentunya menambah kesan positif dari produk Yamaha. Kesan pertama ketika menjajal Aerox 155 tarikan mesin sangat responsif ini seperti sudah menjadi keunggulan dari motor Yamaha. Ban dengan lingkar yang lebih kecil dari Vixion (saya sebelumnya pemakai New Vixion Lightning) sangat terasa ketika melintas dijalanan yang tidak rata dan berlubang tetapi dengan ban yang tapak lebih lebar getaran sedikit diminimalisir dibanding dengan motor matik lainnya yang bannya tidak sebesar Aerox 155. Yang kedua adalah bagasi penyimpanan yang sangat besar 25 liter cukup untuk meyimpan helm dan tas sehingga menjadi lebih praktis. Yang menjadi kekhawatiran adalah Aerox 155 seperti Nmax yang tidak memiliki kickstarter, sehingga akan ribet apabila mogok.

Keunggulan / kelebihan Yamaha Aerox 155 : 
1. Design yang lebih sporty dibanding skutik lainnya.
2. Lampu depan sudah full LED
3. Tapak ban yang lebih besar dibandingkan Nmax
4. Bagasi dibawah jok yang super besar (25liter).
5. Ada lubang socket untuk nge-cas HP tetapi belom dilengkapi kepala UPS, eitsss USB
6. Dashboard yang sudah full digital dan menyajikan beberapa info yang sangat berguna seperti jam, konsumsi bbm/ltr, daya aki, dll
7. Tangki bbm yang berada didepan jok, jadi tidak perlu lagi membuka seat.


Kekurangan : 
1. Shockbreakernya sama dengan model Nmax yang kecil sehingga terkesan kurang kokoh dan eyecatching.
2. Kapasitas tangki bbm (4.5 liter) yang lebih kecil dari Nmax (6.8 liter).
3. Tidak ada kickstarter.
4. Bagasi depan yang sangat pas"an ketika menaruh HP serta belom bisa di lock agar lebih safety menaruh barang berharga seperti HP.





     Itulah sedikit ulasan dari saya dengan riwayat sebagai bikers yang sejak tahun 2006 sudah memakai produk Yamaha ketika itu Jupiter Z yang sangat fenomenal yang biasa dijuluki burung hantu. Lalu 2013 berganti ke Yamaha New Vixion Lightning yang sangat mendominasi kelas 150cc 4tak pada zamannya. Setelah capek dan ingin lebih praktis dengan memakai motor matik, saya hampir memilih produk dari kompetitor seperti Honda Vario 150 karena merasa Nmax terlalu bongsor dan kurang sporty. Untung Yamaha cepat melaunching Aerox 155 sehingga tidak jadi berpindah ke satu hati, eitss... maksudnya lain hati. Salah satu yang membuat saya menjadi katakanlah fanboy dari produk Yamaha adalah Service Aftersales-nya yang bagus dan design motornya yang sporty.

     Semoga Yamaha Aerox bisa fight back merebut kembali pasar matik yang dulunya sangat mendominasi hingga sebutan motor matik sangat melekat dengan Mio. At least...semoga review ini berguna untuk calon-calon pembeli agar mendapatkan motor sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya. Mohon maaf bila ada salah kata berhubung masi nubie dan tidak ada niat untung merendahkan ato memuja-puja suatu merek tertentu. Terima kasih telah membaca blog ini. Salam bikers... -Jonni-

Friday 12 February 2016

NASIB RIO

Akhir-akhir ini kita sering mendengar desas desus keikutsertaan Rio Haryanto dalam balapan Formula 1 yang mendapatkan tawaran untuk mengisi kursi di Team Manor.

Rio awalnya mendapat dukungan yang postifif dari beberapa pihak yang terkait seperti Pertamina (Sponsor) , Pak Ahok (Gubenur DKI) , Pak Jokowi (Presiden) melalui Menpora Iman Nahrawi. Pertamina yang sudah lama mendukung Rio berkiprah diajang balap Formula (GP3 & GP2) berkomitmen menberikan dukungan dana sebesar 5 juta Euro, Ahok sempat menjanjikan dukungan dana yang kemudian terbentur dengan aturan APBD. Pemerintah Indonesia lewat Kemenpora juga sempat menberikan surat garansi untuk Rio berlaga di F1 lalu di perbaharui kembali menjanjikan dana sebesar 100 Milyar untuk mendukung Rio di F1. Tetapi, pada akhirnya dana yang dijanjikan oleh Kemenpora urung turun karena tidak disetujui oleh komisi X DPR yang membawahi bidang olahraga.  Setali tiga uang, Pertamina tidak mau mencairkan dananya apabila tidak ada kepastian akan adanya pihak atau sponspor lain yang ikut mendukung. Tentu ini menjadi sebuah dilemma ketika Indonesia lewat Rio Haryanto mendapatkan kesempatan untuk tampil di Formula 1 tetapi tidak mampu untuk meraih kesempatan itu karena terbentur dengan segala peraturan yang ada.

Pentingkah Rio Haryanto berlaga di Formula 1??

Jika yang dimaksud “Pentingkah” untuk Indonesia??, saya jawab “IYA SANGAT PENTING!!”

Kenapa?? Indonesia ada Negara besar dengan penduduk 240 juta jiwa, seandainya tahun ini Rio tampil di F1 akan menjadi pembalap Indonesia yang pertama dan juga menjadi wakil satu-satunya dari benua Asia yang terakhir 2014 diwakili Kamui Kobayashi dari Jepang. Tentunya ini akan menjadi kebanggaan bagi 240 juta jiwa penduduk Indonesia.

Tampilnya Rio di F1 juga akan menjadi pemacu semangat bagi beberapa pembalap muda Indonesia yang tengah berjuang dari kelas Gokart hingga GP2 untuk mengikuti jejak Rio.

Bagi Rio tampil di F1 akan menwujudkan mimpinya selama ini memulai dari 0. Entah sudah berapa besar pengorbanan yang dilakukannya dari waktu, tenaga dan tentunya materi yang sudah tidak terhingga lagi. Rio bisa mencapai level seperti ini tentu membutuhkan kerja keras yang luar biasa yang dimulai ketika dia masi belia. Rio menjadi pembalap termuda (17 Tahun) dan pertama bagi Indonesia yang mengendarai mobil Formula 1. Rio beruntung terlahir dikeluarga yang sangat mencintai balap, terutama sang Ayah Sinyo Haryanto (PT. Kiky) adalah mantan pembalap juga punya materi yang cukup untuk mendukungnya sampai ke level seperti sekarang ini karena olahraga balapan  otomotif selain mengandalkan skill juga sangat menguras biaya yang tidak akan cukup ditutupi hanya oleh sponsor. Tetapi ketika sudah masuk ke Formula 1, tentunya lebih membutuhkan dana yang lebih banyak yang tidak akan mampu dipenuhi oleh sponsor dan pribadi sendiri. Dukungan dari Pemerintah sangat dibutuhkan.


Besarkah dana 100M untuk mendukung Rio??

Angka 100M tentunya merupakan suatu angka yang tidak sedikit. Tetapi bila digunakan untuk mendukung Rio dan mempromosikan nama Indonesia didunia International adalah harga yang sangat sepadan.

Kenapa Rio Harus membayar sebesar itu ?? (15 juta EURO)

Balapan Formula 1 adalah balapan yang paling bergengsi dimuka bumi ini. Balapan yang menghabiskan dana yang tidak sedikit, sekitar 150 juta Euro.Bahkan kabarnya untuk team sekelas Ferrari bisa menghabiskan sampai 250 juta Euro. Tentu 15 Juta Euro yang diminta Manor bukanlah jumlah yag besar apabila dibandingkan kebutuhan team. Manor rela menunggu Rio dan memundurkan tenggat waktu pembayaran DP sebesar 3jt Euro karena melihat bakat yang dimiliki Rio. Manor satu-satunya team yang belum mengumunkan pembalap ke-2 nya sampai detik ini. Bahkan pihak Manor sudah datang ke Jakarta menemui Kemenpora dan manajemen Rio.

 Umunnya setiap pembalap yang tampil di F1 tidak hanya berbekal talenta semata tetapi juga dukungan sponsor baik dari pihak pemerintah maupun swasta. Bahkan pembalap sekelas Mark Webber, Niki Lauda, Fernando Alonso, Juan Manuel Fangio, dan Michael Schumacher. Dan yang paling santer sekarang Pastor Maldonado yang kehilangan kursinya di F1 musim ini karena mundurnya sponsornya dari negara asalnya Venezuela akibat menurunnya harga minyak dunia.

Selain pertamina setia mendukung Rio, kemanakah Garuda Indonesia, Telkomsel dll yang dulu pernah mendukung Rio?? Pemerintah lewat BUMN diharapkan ikut mendorong agar bisa mensupport Rio sekaligus mempromosikan produk/perusahaan Indonesia didunia Internasional.


Rugikah Indonesia apabila Rio gagal membalap di F1??

“SANGAT RUGI dan MEMALUKAN!!”. Kenapa??

Karena ini merupakan kesempatan yang pertama kalinya bagi pembalap Indonesia untuk tampil di Formula 1. Sungguh memalukan apabila Pemerintah Indonesia tidak mampu untuk mendukung Rio tampil di Formula 1. Yang pertama, karena ini secara tidak langsung juga akan membunuh semangat para Yunior-yunior Rio yang tengah berjuang dari level Karting sampai GP2 yang akan nyaris mustahil untuk bisa tampil di F1. Karena setiap pembalap pasti bercita-cita untuk bisa tampil di F1. Yang kedua, belum tentu dimasa depan Indonesia bisa diwakili oleh pembalap yang menpunyai talenta seperti Rio disaat ini. Yang pasti Rio gagal bukan karena tidak didukung oleh Pemerintah, tetapi dihambat oleh birokrasi-birokrasi yang dibuat oleh petinggi-petinggi ini.



Rugikah bagi Rio gagal balap di F1??

Rugi, Rio telah menghabiskan banyak waktu untuk berlatih dan membalap dimasa waktu yang sangat muda. Tentunya keluarga Rio baik Ibu nya (Pennywati) dan Bapaknya yang selama ini mendampinginya agar bisa meraih cita-citanya tampil di F1 pupus. Untuk bisa menjadi Rio seperti sekarang tidak mudah, perlu banyak pengorbanan dari waktu dan tenaga termasuk juga materi yang tidak sedikit karena Rio sudah memulai balap dari usia yang sangat muda dan berjenjang dari Karting-Formula Asia-GP3-GP2. Apabila gagal tampil di F1, saya rasa Rio akan berhenti balap dan masuk ke usaha keluarganya. Toh tak ada gunanya lagi balap-balapan, sebaik apapun juga tidak akan didukung ke F1.


Banyak orang yang berseloroh “ Rio seandainya warga Singapore/Malaysia mungkin sudah didukung habis-habisan.” Itu benar sekali, kenapa?? Rio menuntaskan pendidikan sekolahnya di Singapore. Pemerintah Singapore adalah yang paling aktif mendukung warga negaranya didunia Internasional apalagi di Formula 1 yang sangat mereka banggakan sampai mengelar balap di jalan raya. Bukan hanya warga negara mereka saja yang didukung tetapi yang bukan juga mereka dukung tetapi terlebih dahulu menjadi warga negara mereka (Kasus Taufik Hidayat yang hampir pindah kewarganegaraan menjadi Singapore)

Apakah ini balasan yang diterima oleh orang yang bersusah payah mengharumkan nama Indonesia diluar negeri?? Apakah perjuangan Rio sampai disini saja??

Beberapa kejadian menarik yang Rio alami ketika membalap diluar negeri:

-         - Panitia lomba pernah  membalikan bendera Polandia (Putih Merah) menjadi Merah Putih dan mendownload lagu Indonesia dari Youtube ketika Rio berhasil juara Race GP3 seri kedua di Turki tahun 2010.

-   - Rio secara luar biasa pernah menang balapan basah/hujan dengan menggunakan ban kering sehingga membuat banyak yang terkejut dengan keberaniannya mengambil resiko yang besar.

-     - Rio beberapa kali menang balapan dan sehabis balapan mesin mobil dibongkar karena dicurigai tetapi pada akhirnya tidak terbukti dan merugikan Rio karena pembongkaran mesin merusak beberapa kompenen yang ada. Dan masih banyak lagi yang akan kita temukan diluar sana.
 

Saya yakin ambisi Rio untuk mengharumkan nama Indonesia melebihi ambisinya untuk balap di F1. Secara defacto, Rio sudah beberapa kali menjajal mobil F1, tetapi membalap menwakili nama Indonesia akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Rio sendiri. Saya pribadi tidak pernah bertemu Rio. Tetapi saya prihatin dengan nasib Rio yang terkatun-katung dinegeri ini. Semoga pihak pemerintah maupun swasta bisa menwujudkan mimpi Rio Haryanto dan mimpi seluruh rakyat Indonesia di Formula 1.




Tuesday 27 October 2015

Another Side Valentino Rossi VS Jorge Lorenzo & Marc Marquez

Another Side Valentino Rossi VS Jorge Lorenzo & Marc Marquez

Semua berawal dari Marquez yg masih menyimpan dendam akibat kejadian di Argentina dan Belanda. Marquez tidak terima Vale menjadi juara dunia MotoGP 2015.
Gelagat Marquez telah tercium oleh Vale di Philips Island ketika melihat video rekaman balapan dan diamini juga oleh Andrea Iannone yang terlibat pertarungan.
Ucapan Vale terbukti terjadi di Sepang. Marquez memberi jalan kepada Lorenzo untuk maju ke posisi 2, selanjutnya Marquez  menghadang Vale dan memperlambat laju dengan maneuver-manuver yang sangat agresif juga sebagai bentuk provokatif kepada Vale. Melihat Marquez melakukan provokasi,  Vale menunjukkan gesture sebagai peringatan. Akhirnya pada lap ke-7 kekesalan Vale memuncak dan Marquez bersenggolan dengan Vale hingga tersungkur. Vale selamat dari insiden tersebut, Marquez tidak dapat melanjutkan balapan (DNF). Tayangan di televisi memperlihatkan kaki Vale mendorong/menendang Marquez hingga terjatuh.  
Setelah balapan usai dan diwawancarai, Vale menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud untuk menjatuhkan Marquez. Hal ini kemudian diperkuat dengan tayangan ulang dari Helikopter dari atas dan Race Direction tidak melihat Vale menendang/mendorong Marquez. Pada akhirnya Vale mendapatkan sanksi berupa start dari posisi terakhir di Valencia dan Marquez yang memulai semua ini selamat karena tidak melanggar peraturan yang tertulis. Meskipun Race Direction dan tayangaan dari Heli View telah membuktikan Vale tidak melakukan dorongan kepada Marquez, opini public tetap berpandangan Vale menendang yang mungkin disebabkan oleh gesture kekesalan/emosi dari Vale.
Balapan berakhir dengan Pedrosa keluar sebagai juara, Lorenzo Runner Up dan Vale ke-3. Selisih keunggulan pun terpangkas menjadi 7 point antara Vale dan Lorenzo. Dengan sanksi start dari posisi terakhir di Valencia, tentunya bisa dikatakan hampir mustahil dan  menutup peluang Vale merongoh title juara dunianya yang ke-10 sepanjang karir.
Personal Review:
Valentino Rossi
Vale sangat terpukul sekali dengan sanksi tersebut dan berulang kali menyatakan tidak bermaksud untuk menjatuhkan Marquez. Dengan sanksi yang didapatnya tentu juga mengkandaskan motivasinya dan Vale sendiri masih mempertimbangkan untuk turun balap di Valencia.

Jorge Lorenzo
Lorenzo menjadi pihak yang paling diuntungkan atas kejadian tersebut. Kesempatan ini sangat dimanfaatkan dengan menyerang Vale dan menuntut agar diberikan hukuman yang lebih berat kepada Vale. Lorenzo yang seandainya menjadi juara dunia akibat insiden ini tentunya tidak akan mendapatkan respek sebagian besar penonton yang kecewa.


Marc Marquez
Marquez yang menjadi actor utama hampir dipastikan berhasil menjalankan misinya untuk menghambat Vale dan membalaskan dendamnya.

Dani Pedrosa
Pedrosa  menilai Vale kontradiktif dengan ucapannya bahwa balapan motor memang harus bersaing secara ketat dan agresif. Yang patut digaris bawahi adalah maksud Vale dengan balapan yang bersaing secara ketat dan agresif adalah balapan yang untuk menjadi yang tercepat dan pemenang bukan dibalapan untuk menghambat pembalap yang masih bertarung untuk meraih gelar juaranya. Jelas sekali apa yang dilakukan Marquez sangat tidak sportif.

Casey Stoner
Stoner juga turut ikut berkomentar menilai jika apa yang menendang/mendorong bukanlah Vale mungkin pembalap tersebut sudah mendapatkan bendera hitam. Stoner menilai Vale selalu di anak emaskan dan mendapatkan perlakuan yang  special dibandingkan dengan pembalap lainnya. Komentar tersebut bukan pertama kali keluar dari mulut Stoner yang terlihat iri. Stoner sepatutnya menaruh hormat dan respek kepada pembalap yang telah meraih 9 title juara dunia dengan segudang rekor yang panjang.
HRC & Repsol
HRC & Repsol menilai Vale berbuat curang. Repsol mengancam akan keluar dari MotoGP akibat kekecewan oleh insiden yang dituduhkan kepada Vale meskipun Race Direction tidak melihat adanya dorongan/tendangan yang sengaja dilakukan Vale. Ini mungkin sebagai akumalis kekecewaan dan sakit hati juga kepada Vale yang pindah ke Yamaha dan mengalahkan mereka.

Yamaha Factory Racing
Pihak Yamaha melalui Lin Jarvis langsung melakukan banding kepada FIM meskipun pada akhirnya ditolak. Hal ini juga berbeda dengan Lorenzo yang membalap dibawah Yamaha melakukan protes keras atas hukuman Vale yang terlalu ringan. Sikap Lorenzo tidak menghormati team dan rekan sekaligus pesaing utamanya.

Disini banyak sekali yang ingin Marquez dihukum juga. Tetapi, Marquez tidak melanggar peraturan tertulis. Hal yang dilanggar Marquez adalah norma dalam balapan dan nilai sportifitas dalam sebuah olahraga. Tidak ada olahragawan didunia ini yang sengaja mengalah dan memperlambat lajunya untuk memghambat individu lainnya sekalipun dia membencinya.
Valentino Rossi justu menunjukkan sisi sportifitasnya ketika penggemarnya menyerang Andrea Ianonne yang tidak mengalah agar Vale bisa memperpendek jaraknya dengan Lorenzo. Vale menyatakan fans dia yang menyerang Ianonne adalah orang bodoh dan itu tidak bisa diterima. Disini kita melihat Vale sangat menghormati Ianonne sebagai junoir meskipun tidak mengalah untuk rekan / kompatriot.
Seri Valencia akan menjadi akhir yang ANTIKLIMAKS dari rangkaian seri yang sangat menegangkan setelah seri tahun lalu berakhir dengan dominasi Marquez yang membosankan. Harapan tinggal harapan, Vale yang masih memimpin dengan keunggulan 7 poin harus start dari posisi terakhir masih memiliki peluang meskipun sangat tipis dan mustahil. Tetapi masih ada waktu untuk memperbaikinya dan segala sesuatunya masih mungkin terjadi.
Pihak MotoGP harusnya tidak melupakan jasa seorang Valentino Rossi dan melihat 90% penggemar MotoGP adalah fans Vale yang sangat kecewa dengan sanksi/hukuman yang diberikan kepadanya.

Semoga pihak MotoGP dapat mempertimbangkan dan memberikan keputusan yang fair kepada Vale dan semua fans MotoGP yang ada didunia. #FORZAVALE

Ayo dukung Vale lewat link dibawah ini:
https://www.change.org/p/motogp-race-director-mike-webb-remove-the-penalty-from-valentino-rossi-and-bring-back-integrity-to-the-championship-2246013d-9c5a-44e9-b306-02c667fce09c?source_location=petitions_share_skip

Thursday 19 March 2015

PANDUAN MOTOGP 2015




PANDUAN MOTOGP 2015

MotoGP akan mengawali musim 2015 tepat pada tanggal 29 Maret 2015 dimulai dari seri Qatar di Sirkuit Losail dan berjalan sebanyak 18seri yang akan berakhir di Sirkuit Ricardo Tomo Valencia 18 November 2015.
Tahun ini menjadi ajang comeback beberapa pabrikan seperti Suzuki dan Aprilia yang absen beberapa tahun belakangan ini. Comebacknya Suzuki dan Aprillia yang menggandeng Gresini Racing diharapkan mampu unjuk gigi dan mamatahkan dominasi Honda dan Yamaha yang begitu superior terutama Honda yang mengandalakan seamless gearbox tak mampu dikejar oleh Yamaha.

                       Software     Bahan Bakar    Jmlh mesin       Ban      Pengembangan              Pengetesan

Factory             Sendiri          20 liter              5                  M/H          tidak boleh                      resmi

Factory2        M. Marelli       22 liter*           12                 S/M               boleh                           bebas

Open Class    M. Marelli       24 liter             12                 S/M               boleh                           bebas


Factory 2 (Ducati, Suzuki & Aprilia)


*Team Factory 2 apabila berhasil menang 3x dalam race dry/kering maka bahan bakar dikurangi jadi 22 liter dan menggunakan kompon band Medium/Hard .

List Pembalap MotoGP 2015:

 Marc Marquez #93 (Repsol Honda Team)
Tahun ini menjadi tahun ke-3 pembalap dengan julukan Baby Alien ini turun di MotoGP dengan status sebagai Juara Dunia 2 tahun terakhir. Marc Marquez diprediksi masih akan mendominasi jalannya balapan dimusim ini dengan dukungan dari HRC yang sangat mumpuni disertai dengan skill dan talenta yang luar biasa untuk memecahkan rekor-rekor yang telah ada.



Dani Pedrosa #26 (Repsol Honda Team)
Dengan dukungan dari HRC dalam menyediakan perangkat balap yang mumpuni seharusnya Dani Pedrosa mampu memaksimalkannya seperti Marc Marquez. Musim lalu Dani Pedrosa gagal tampil konsisten bahkan terlempar dari posisi tiga besar dengan rekor kemenangan yang hanya 1 seri itu merupakan rekor terburuk selama berkompetisi di MotoGP. Dani Pedrosa diharapkan menunjukkan kemampuan terbaiknya untuk mengamankan tempatnya yang mulai terancam oleh Alex Marquez yang tak lain adalah adik dari Marc Marquez maupun juga oleh Jack Miller.



Valentino Rossi #46 (Movistar Yamaha MotoGP)
Salah satu pembalap dengan gelar terbanyak dan rekor-rekor yang luar biasa menjadikannya sebagai Legenda dalam dunia balap motor. Vale yang tahun mampu tampil impresif dengan menempati posisi runner-up diakhir musim patut menjadi ancaman yang nyata musim ini dengan dukungan dari Full Seamless Gearbox dari Yamaha yang akan mulai dipakai musim ini. Keberanian Vale untuk mengganti mekanik andalannya Jeremy Burgess dengan Silvano Galbusera dengan pengalaman di ajang kejuaraan balap dunia World Superbike dan World Supersport membuahkan hasil yang cukup menggembirakan ditahun lalu. Musim ini diharapkan kerjasama diantara mereka semakin menyatu sehingga mampu melawan ketangguhan Marc Marquez.
Jorge Lorenzo #99 (Movistar Yamaha MotoGP)
Pembalap yang dijuluki Fogueira ini tahun lalu mengawalinya dengan buruk sehingga tercecer diawal namun mampu bangkit diparuh kedua musim sehingga mengantarkan keposisi ke-3. Jorge Lorenzo menjadi pembalap paling ambisius untuk kembali menjadi juara. Itu terlihat dari melatih fisik habis-habisin diawal musim yang belum pernah dijalaninya sebelumnya sebagai persiapan yang matang untuk mengahadapi Marc Marcquez. Patut kita nantikan apakah persiapan yang maksimal dilakukannya akan menberikan hasil positif dalam merebut kembali tahta juara.


 

Andrea Dovizioso #04 (Ducati Team)
Andrea Doviziosi mampu menunjukkan hasil yang positif dalam preseason test di Sepang. Konsistensi menjadi kunci utama untuk mampu bertahan diposisi terdepan melawan gempuran dari pembalap Honda maupun Yamaha. Ducati yang turun di Factory 2 memungkinkan mendapat keuntungan  dari pemakaian bahan bakar yang lebih banyak dan penggunaan ban dengan kompon yang lebih lunak.



Andrea Iannone #93 (Ducati Team)
Andrea Iannone juga mampu menjadi terdepan di preseason test yang lalu. Musim lalu diawal balapan Andrea Innone mampu merangsek keposisi depan dengan support ban Soft tetapi keteteran dan beberapa kali harus jatuh ketika balapan menjelang akhir. Konsistensi serta strategi balap menjadi titik kunci untuk mendapatkan hasil yang baik. Semoga dengan pengalaman yang sebelumnya dan dukungan dari Ducati Desmosedici GP15 mampu menciptakan balapan yang menarik.
                                        


Aleix Espargaro #41 (Team Suzuki Ecstar)
Menyandang gelar sebagai pembalap Open Class terbaik tahun lalu, kakak dari Pol Espargaro ini direkrut oleh team pabrikan Suzuki. Hasil test pramusim menunjukkan perkembangan yang positif dari Suzuki GSX-RR yang catatan waktunya hanya terpaut dibawah 1 detik dari pembalap tercepat.




Maverick Vinales #25 (Team Suzuki Ecstar)
Pembalap rookie yang tahun lalu turun di Moto2 dan menempati peringkat ke-3 setelah ditahun sebelumnya menjuarai Moto3   ini menpunyai prospek yang bagus untuk bersaing setidaknya dipapan tengah. Di ujicoba mampu mengimbangi catatan waktu rekan setimnya yang lebih banyak pengalaman menunjukkan skillnya yg mumpuni dan adapatasi dari Moto2 ke MotoGP yang berjalan baik.




Alvaro Bautista #19 (Aprilia Racing Team Gresini)
Setelah merebut title juara dunia 125cc tahun 2006, tidak ada lagi prestasi yang cukup untuk dibanggakan setelah itu. Pembalap yang pernah 2 musim berlaga di MotoGP bersama Suzuki ini menuai  serangkaian hasil yang kurang memuaskan di ujicoba pramusim tentunya membuat Alvaro Bautista harus bekerja extra keras dimusim ini. 



Marco Melandri #33 (Aprilia Racing Team Gresini)
Marco Melandri kembali ke MotoGP setelah sekian lama bergelut di World Superbike. Runner Up MotoGP 2005 dan juara dunia 250cc tahun 2002 ini kenyang pengalaman dengan berbagai pabrikan diantaranya Honda, Yamaha, Ducati dan Kawasaki. Kembalinya Melandri bersama Aprilia selalu menempatkannya diposisi buncit di preseason test. Melandri seperti kehilangan sentuhannya ketika membalap bersama motor Prototype. Semoga Aprilia dan Melandri segera menemukan solusinya untuk bisa bersaing kembali.



Pol Espargaro #44 (Monster Yamaha Tech 3)
Pembalap yang tahun lalu menyandang gelar Rookie of the Year ini akan menjalani musim ke-2 nya bersama Yamaha Tech 3. Tahun ini Pol mendapatkan paket motor Yamaha YZR-M1 yang dipake Yamaha Factory Team tahun lalu dengan minus Seamless Gearbox sehingga diharapkan peformanya bisa maksimal meskipun hanya berada di team satelit.




Bradley Smith #38 (Monster Yamaha Tech 3)
Satu podium tahun lalu di Philips Island menunjukkan progress yang positif dimana persaingan 3 besar selalu diisi oleh para pembalap pabrikan. Dimusim ke-3nya bersama Yamaha, Smith diharapkan lebih banyak meraih podium dan memimpin persaingan dipapan tengah bersama dengan rekan setimnya Pol Espagaro.




Carl Cruthclow #35 (CWM  LCR Honda)
Musim lalu penampilan Cruthclow adalah yang terburuk selama berkiprah di MotoGP. Semua tidak terlepas dari cidera yang menderanya serta gagalnya menaklukan GP14 yang liar. Meskipun begitu satu podium masih dapat direbutnya di Aragon. Cruthclow akhirnya memilih mengakhiri kontraknya bersama Ducati dan bergabung bersama Team  LCR Honda dengan support dari HRC. Setelah bergabung dengan LCR Honda dan pulih cedera, Cruthclow  kembali menunjukkan tajinya kembali pada saat ujicoba kemarin.



Scott Redding #45 (Estrella Galicia 0,0 Marc VDS)
Pembalap yang tahun lalu bergabung dengan GO&FUN Honda Gresini  menjalani musim ke-2 nya dimusim ini. Nama Scott Redding akan selalu dikenal dengan insiden kecelakan yang mengakibatkan tewasnya Shoya Tomizawa pada tahun 2010 yang lalu. Musim ini dengan dukungan dari mesin Honda RC-213V RS diharapkan Redding mampu kembali kencang seperti saat masih berlaga di Moto2.



Yonny Hernandez #68 (Pramac Racing)
Menjadi pembalap papan bawah akan selalu melekat dengan Racer asal Kolombia ini. Selama berkarir di MotoGP belum pernah meraih prestasi yang bisa dibanggakan. Tetapi patut kita nantikan kesempatan yang diberikan oleh team satelit Ducati ini bisa membuktikan anggapan tentangnya sebagai pembalap papan bawah itu salah.



Danilo Petrucci’s #9 (Pramac Racing)
Pernah menjadi juara nasional Italy di ajang FIM Superstock tetapi melempen setelah masuk ke kelas MotoGP. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena bergabung dengan team CRT Ioda Racing Project yang kurang mumpuni untuk bersaing  ke papan tengah. Pindahnya ke team Pramac Racing dengan tunggangan Ducati Desmosedici GP14 semoga bisa menjawab keraguan public terhadap dirinya.



Open Class

Nicky Hayden #93 (Drive M7 Aspar)
Juara dunia 2006 bersama Repsol Honda ini seakan beranjak menuju akhir dari karirnya di MotoGP dengan bergabung di team Open Class. Hayden mengakhiri musim lalu dengan beragam masalah di motor RCV 1000R. Tahun ini dengan RC213V-RS diharapkan akan mampu memperbaiki prestasi yang buruk dimusim lalu.


                         
Eugene Laverty #50 (Drive M7 Aspar)
Terakhir membalap di MotoGP di kelas moto2 tahun 2008 lalu pindah ke World Supersport dan World Superbike. Tahun ini Eugene Laverty kembali ke MotoGP setelah direkrut Drive M7 Aspar. Prestasinya cukup bagus ketika di WSS maupun WSBK. Pada tahun 2008 di Moto2 dan 2009 di World Supersport pernah berlaga dengan Doni Tata.



Stefan Bradl #6 (Athina Forward Racing)
Tergusur tempatnya di team LCR Honda oleh Carl Cruthclow membuatnya untuk memilih bergabung ke team Open Class yang dengan tunggangan dari Forward Yamaha. Ini adalah buntut dari melempennya penampilannya musim lalu dan akumulasi penampilannya selama di MotoGP yang hanya pernah sekali meraih podium. Dengan gelar juara Moto2 2011 seharusnya Bradl bisa mendapatkan tunggangan yang lebih oke dibanding kelas Open Class.


 

Loris Baz #76 (Athina Forward Racing)
Pembalap jangkung dengan tinggi 192cm ini secara mengejutkan dibatalkan kontraknya oleh team Aspar dengan alasan postur tubuhnya yang terlalu tinggi. Kesempatan tampil dengan team Athina Forward Racing harus dijadikan ajang pembuktian. Dengan pengalaman selama tiga musim berlaga World Superbike bersama team Kawasaki bisa berguna untuk berlaga di MotoGP 2015.



Hector Barbera #8 (Avintia Racing)
Pernah 2 kali menjadi Runner-Up yaitu di 125cc dan 250cc tetapi belum pernah masuk posisi 10 besar di klasemen akhir MotoGP. Pernah bersaing ketat dengan Marco Simoncelli saat masi di 250cc tidak sanggup menunjukkan taji ketika pindah ke MotoGP. Barbera harus unjuk gigi musim ini demi menunjang kelangsungan karirnya di MotoGP.




Mike Di Meglio #63 (Avintia Racing)
Juara Dunia 125cc tahun 2008 ini menempati posisi paling buncit klasemen akhir jika dihitung berdasarkan pembalap yang turun full di 18seri. Tak ada prestasi yang bisa dibanggakan setelah itu. Tahun 2013 yang lalu posisinya sebagai pembalap Moto2 di team Jir pernah digantikan oleh pembalap Indonesia M.Fadli Immamuddin di Sepang Malaysia karena cedera. Tahun ini wajib untuk keluar dari posisi paling buncit.



                         
Jack Miller #43 (CWM LCR Honda)
Sempat membuat heboh ketika melompat dari Moto3 langsung naik ke kelas MotoGP menjadikannya banyak diperbincangkan. Hal itu tak terlepas dari bakatnya yang tercium oleh HRC meskipun harus menimba pengalaman dulu di team Open Class LCR. Musim lalu Jack Miller kalah bersaing dengan Alex Marquez yang menjadi juara. Banyak orang yang meragukannya ketika memutuskan untuk langsung melompat ke MotoGP.




Karel Abraham #17 (AB Motoracing)
Sebagai putra dari konglomerat sekaligus pemilik sirkuit Brno, Karel Abraham di nilai salah satu pembalap yang membeli kursi  untuk berlaga di MotoGP dengan membawa sponsor dari perusahaan ayahnya. Tahun ini dengan Motor Open Class Honda RC213V-RS harus mampu menjawab kritikkan dari berbagai pihak yang meragukannya karena berasal dari keluarga yang kayaraya. 



Alex De Angelis #15 (Octo Ioda Racing Team)
Pembalap yang kerap naik turun kelas dari MotoGP  ke Moto2 ini belum mendapatkan konsistensi dipenampilan. Sebagai salah satu pembalap yang senior Alex harus mampu membuktikan dirinya. Dengan bergabung di team yang disupport ART yang tak lain adalah Aprilia dikelas Open Class menjadikan perkerjaan yang berat mengingat Aprilia belum mendapatkan setting yang baik untuk mendukung pembalapnya bersaing.




Prediksi
Honda
Honda yang mendominasi gelar juara 2 tahun terakhir selalu menunjukkan progress yang relatif menanjak dan konsisten. Tidak ada masalah berarti yang dihadapi dalam ujicoba tentu membuat Honda bisa bekerja lebih tenang dalam menyiapkan balapan musim ini. Dengan line up pembalap bertalenta seperti Marc Marquez dan Dani Pedrosa yang sangat padu diatas RC213V akan membuahkan hasil yang positif.

Yamaha
Yamaha yang musim ini akan full Seamless Gearbox belum menunjukkan perkembangan yang positif baik dari Valentino Rossi maupun Jorge Lorenzo. Catatan waktu mereka selalu kalah dari pembalap Honda dan Ducati. Hal ini tentu memberikan perkerjaan rumah yang lebih berat kepada Yamaha untuk segera mendapatkan setelan yang pas agar bisa bersaing dengan Honda dan menghindari ancaman dari Ducati yang cukup progresif.

Ducati
Ducati adalah team yang paling menarik untuk dibahas musim ini. Hasil ujicoba menunjukkan Ducati dengan Desmosedici GP15 mampu menjadi yang tercepat bergantian pembalapnya duo Andrea Iannone dan Dovizioso memimpin catatan waktu teratas serta menyandang status team Factory2  yang mendapatkan keuntungan bahan bakar yang lebih banyak dan penggunaan ban yang lebih lunak serta bebas untuk mengembangkan mesinnya sepanjang musim tentunya akan menjadi ancaman yang serius untuk Yamaha dan Honda. Tentu kita masih ingat bagaimana kekuatan Ducati ketika dibawa Casey Stoner dengan merebut gelar juara dunia 2007. Yamaha lewat Vale melayangkan protes keras terkait dengan keuntungan Ducati yang berstatus Factory 2 dengan kelebihan-kelebihan yang didapatnya. Musim ini diprediksi akan menjadi titik balik kekuatan Ducati yang akan mengantarkan pembalapnya bersaing didepan.

Suzuki
Suzuki yang telah mempersiapkan comebacknya dari tahun 2013 lewat pembalap penguji Randy DePuniet menunjukkan perkembangan yang cukup mengembirakan. Suzuki menunjuk Alex Espagaro dan Maverick Vinales yang lebih fresh. Suzuki tentunya tidak akan mampu langsung bersaing dengan pembalap Honda maupun Yamaha yang sangat superior dalam beberapa tahun terakhir tetapi setidaknya mampu untuk bersaing dengan Ducati dan Aprilia.

Aprilia
Serangkaian hasil buruk diujicoba tentu membuat keraguan publik comebacknya Aprilia yang  merangkul Gresini. Sebenarnya Aprilia tidak pernah benar-benar meninggalkan MotoGP, mereka tahun lalu mensupport team ART yang basis mesinnya dari Aprilia. Kembalinya Aprilia bersama Marco Melandri harus mampu mengulangi keberhasilan mereka di lintasan World Superbike beberapa tahun yang lalu.

MotoGP Indonesia

Indonesia tahun ini kembali absen mengirimkan pembalapnya ke MotoGP yang terakhir musim 2013 diwakili oleh Doni Tata Pradita dan Rafid Topan Sucipto yang tampil full season serta M. Fadli Immamuddin wild card di Sepang. Para motomania yang berada ditanah air harus sedikit bersabar, AHM mengirim Dimas Ekky ke CEV Spanish Championship kelas Moto2 European Championship untuk ditempah sebelum turun di MotoGP dan
Ali Adrian Rusmiputro yang juga turun di CEV Spanish dikontrak oleh David Garcia pemilik sirkuit Almeria Spanyol yang juga menjadi manager dari Tito Rabat juara dunia Moto2 2014.

Semoga tahun depan ada pembalap Indonesia yang turun di MotoGP.

Diluar pembalap, Indonesia tetap hadir di MotoGP tahun ini melalu beberapa sponsor seperti:

MotoGP
"SEMAKIN DIDEPAN" - Movistar Yamaha MotoGP
"SATU HATI" - Repsol Honda Team
Helm Kyt - Andrea Iannone
Knalpot Sakura - Monster Yamaha Tech 3

Moto 2
Helm Kyt - Xavier Simoen
Federal Oil - Federal Oil Gresini
Aspira - Federal Oil Gresini

Moto 3
Knalpot R9 - Gresini Racing Team Moto3






Sumber:
Teks oleh Jonni Lau
Photo www.motogp.com